FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PESERTA BISNIS MLM

Pada dasarnya seluruh peserta bisnis MLM memiliki mimpi untuk sukses dan memiliki kehidupan yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Akan tetapi pada umumnya bukannya memperoleh sukses malah kehidupannya yang justru jauh lebih buruk dibandingkan sebelum bergabung di bisnis MLM.
Cerita-cerita kegagalan itulah yang akhirnya mengakibatkan citra bisnis MLM menjadi buruk di mata masyarakat. Padahal MLM hanyalah salah satu variasi dari teknik pemasaran suatu barang/jasa dari produsen ke tangan konsumen. Bahkan sebenarnya jika dibandingkan dengan sistem pemasaran konvensional sistem pemasaran melalui MLM mempunyai banyak kelebihan, antara lain menciptakan pemerataan kesempatan berusaha bagi lebih banyak orang dibanding sistem konvensional yang hanya menguntungkan beberapa gelintir orang yang mempunyai modal besar saja.
Hampir di semua perusahaan MLM memiliki sistem peringkat, dimana semakin tinggi peringkat seorang anggota akan semakin besar persentasi bonus yang akan diperoleh dari total omzet anggota bersangkutan. Kelihatannya peringkat tersebut akan sangat menguntungkan seorang anggota akan tetapi jika kita simak lebih mendalam sebenarnya peringkat tersebut adalah kerugian bagi anggota dengan memperhatikan syarat kenaikan peringkat di perusahaan MLM misalnya: 
1.     Memiliki minimal dua grup dibawahnya sama peringkatnya dengan anggota bersangkutan
2.     Memiliki total nilai poin tertentu sesuai dengan yang telah disyaratkan minimal dua grup dibawahnya
3.    Memiliki total nilai poin grup lain selain dua grup utama yang disebut dengan side volume
4.      Melakukan tutup poin sesuai dengan yang telah disyaratkan 
Jika salah satu dari syarat tersebut tidak dapat dipenuhi maka anggota bersangkutan tidak akan naik peringkat. Syarat-syarat tersebut akan memungkinkan terjadinya peringkat downline sama peringkatnya dengan upline/sponsor yang sering disebut dengan istilah "BREAK PERINGKAT" yang akan mengakibatkan: 
1.  Persentasi bonus upline yang sama peringkatnya dengan downline menjadi nol persen, atau maksimal hanya 1% (bonus upline turun drastis)
2.    Biaya operasional jaringan semakin besar seiring pertumbuhan jaringan akan menyulitkan upline mengembangkan dan membantu seluruh jaringan
3.  Upline akan frustasi dengan bisnisnya dan ada kemungkinan menjadi berhenti padahal sudah sangat banyak hal yang telah diinvestasikan seperti uang dan waktu
4.  Downline yang telah dibantu oleh upline dari tahap awal membangun bisnis jaringan sampai terjadi break peringkat dengan kejujuran & integritas menjadi ancaman bagi perkembangan penghasilan & bisnis uplinenya 
Rata-rata penghasilan masyarakat Indonesia lebih kecil daripada kebutuhannya
Sebenarnya masyarakat tidak memiliki cukup uang untuk berinvestasi awal dalam pengembangan jaringan, akan tetapi karena iming-iming kemewahan pada tahap awal dimana seolah-olah kemewahan tersebut sangat mudah dan cepat untuk diperoleh maka mereka berani melakukan pinjaman-pinjaman untuk membiayai operasional pengembangan jaringan selama lebih kurang 55 hari sebelum memperoleh bonus.
Salah satu faktor kegagalan utama anggota MLM adalah aturan Tutup Poin. Pengertian Tutup Poin adalah
1.     Tutup Poin adalah salah satu aturan yang ditetapkan oleh perusahaan bagi anggotanya untuk melakukan belanja ulang secara wajib. Terlepas apakah mereka mempunyai uang untuk melakukan belanja ulang tersebut atau tidak.
2.  Tutup Poin menjadi salah satu syarat untuk memperoleh bonus. Berapapun omzet seorang anggota bisnis MLM bonusnya tidak dibayarkan jika tidak melakukan Tutup Poin.
3.   Nilai Tutup Poin pada tahap awal bergabung dengan bisnis MLM biasanya jauh lebih besar dari bonusnya itu sendiri
4.  Tutup Poin mengakibatkan anggota bisnis MLM  terpaksa menjadi seorang salesman untuk meminimalkan kerugian akibat kebijakan belanja ulang yang dipaksakan.
Belanja ulang dijadikan syarat untuk memperoleh bonus dengan alasan apapun merupakan ketidakadilan bagi peserta bisnis MLM. Sebenarnya syarat untuk memperoleh bonus adalah anggota bekerja dan memberikan omzet. Namun kenyataannya selama kurang lebih dua puluh lima tahun sistem MLM di Indonesia membuat aturan Tutup Poin menjadi sebuah keharusan dan kebenaran padahal faktanya aturan ini merupakan ketidakadilan bagi seluruh anggota.
Salah satu Bisnis MLM di bidang kesehatan yang tidak menerapkan sistem diatas adalah PT. SHUBARU INDONESIA. Klik Disini untuk melihat Bisnis ini, atau untuk informasi lebih detail tlp/sms saya Ahmad Nur Khakim 08563123861 / 081330751129

 JANGAN LUPAKAN